Dibalik Hasil Quick Count, Apakah Para Pendukung Siap Menang Tapi Tak Siap Kalah?
Sumber: Jawaban

News / 15 February 2024

Kalangan Sendiri

Dibalik Hasil Quick Count, Apakah Para Pendukung Siap Menang Tapi Tak Siap Kalah?

Puji Astuti Official Writer
1697

Quick Count hasil pemungutan suara pemilihan presiden dan wakil presiden Indonesia mulai di hitung pada Rabu, 14 Februari 2024 pada pukul 15.00 WIB. Dalam waktu kurang lebih sekitar 4 jam sejak penghitungan suara, hasil Quick Count dari berbagai lembaga survei memperlihatkan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka unggul dengan pencapaian sekitar 58 persen, di posisi kedua adalah pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang mendapatkan sekitar 25 persen suara dan ditutup oleh pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapatkan sekitar 16 persen suara.  

Tentunya untuk menentukan secara pasti presiden dan wakil presiden terpilih, seluruh pihak dan masyarakat masih menunggu perhitungan resmi yang akan dirilis oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang dijadwalkan pada 20 Maret 2024. Setelah itupun masih ada berbagai proses jika ada pihak-pihak yang tidak puas dan mengajukan tuntutan ke Mahkamah Konstitusi. Pada akhirnya, presiden dan wakil presiden akan dilantik pada Oktober 2024 nanti.  

Walau pesta demokrasi telah kita lalui, bukan berarti proses sudah selesai. Banyak pendukung dan bahkan yang mengambil bagian dan kontestasi dalam pemilu, ada yang siap menang namun tidak siap kalah. Hal itu membuat masa pasca pemilu, banyak orang yang mengalami post-election stress disorder atau stres pasca pemilihan umum. Fenomena ini umum terjadi dimana-mana, bahkan di negara yang terkenal demokratis seperti Amerika. Jadi jika ini terjadi di Indonesia, tidak mengherankan.  

Apa penyebab orang mengalami stres pasca pemilu? 

1. Reaksi Emosional. 

Mereka yang mengalami stres biasanya adalah pendukung yang kalah karena merasa kecewa, adanya kecurangan atau pelanggaran, sehingga mengalami luapan emosi negatif. 2. Kekuatiran akan masa depan.  

2. Kekuatiran akan masa depan.  

Stres ini disebabkan oleh rasa kuatir karena ketidakpastiaan akan masa depan politik, takut adanya goncangan ekonomi dan sosial, serta hal-hal yang tidak menentu yang mungkin terjadi.  

3. Pengaruh Media Sosial dan Derasnya Arus Berita. 

Pengaruh sosial media yang membuat arus berita dan informasi bisa diakses selama 24 jam menjadi salah satu faktor penyebab stres. Terlebih jika informasi yang diterima tidak disaring, sehingga berbagai berita viral yang belum tentu benar mempengaruhi pemikiran dan perasaan.  

4. Tidak Siap Menghadapi Perubahan Yang Mungkin Terjadi.  

Hasil pesta demokrasi yang kita lakukan berdampak signifikan akan arah bangsa Indonesia. Ada kelompok dan pribadi yang tidak tidak siap menghadapi perubahan yang mungkin terjadi dalam waktu dekat. Tekanan ini pada akhirnya berpengaruh pada kesehatan mentalnya.  

Pemilu adalah pesta demokrasi, dimana kita rakyat Indonesia berpartisipasi dan menggunakan hak politik kita untuk bersama menentukan nasib bangsa kita ke depan. Namun dalam sebuah kontestasi, pasti ada pihak-pihak yang menang dan yang kalah. Penting bagi kita untuk menyikapi hasil pemilu ini dengan bijaksana, karena pada akhirnya hasil apapun akan mendatangkan kebaikan untuk seluruh masyarakat Indonesia.  

Bagi kita para pendukung paslon manapun, setelah Pemilu kita tetap saudara dan satu keluarga bangsa Indonesia. Untuk itu sikapi hasil pemilu dengan bijak. Agar tidak mengalami stres pasca pemilu, Anda bisa lakukan langkah-langkah sederhana ini:

  • Pertama, mari syukuri hasil pemilu ini. Karena sebagai orang Kristen kita percaya bahwa Tuhan mengambil bagian dalam seluruh prosesnya (Daniel 2:21) 
  • Batasi akses kepada sosial media, dan saring informasi yang Anda konsumsi.  
  • Percayalah bahwa Tuhan memegang kendali, termasuk juga berdaulat atas masa depan Anda dan bangsa kita.  
  • Istirahatlah yang cukup, karena tidur penting untuk kesehatan mental kita.  
  • Berhentilah berdebat dan pastikan komunikasi Anda dengan keluarga dan orang-orang sekeliling Anda dilakukan dengan positif.  
  • Bergembiralah dan bersukacitalah bersama, lakukan aktifitas yang positif. 

Setelah masa reformasi, sudah selama 25 tahun kita belajar berdemokrasi dengan damai dan bijak. Mereka yang menang menyikapinya dengan rendah hati dan merangkul yang kalah, demikian juga mereka yang kalah berbesar hati menerima dan mendukung mereka yang menang. Mari kita rayakan pesta demokrasi Indonesia dengan sukacita dan kedamaian.  

Sumber : Puji Astuti | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami